Agroforestry dan Peranan Penting Pepohonan Di Dalamnya
Tumbuh-tumbuhan,
khususnya pepohonan, merupakan komponen penting dalam ekosistem di dunia ini,
yaitu sebagai penangkap energi matahari dan sebagai ‘paru-paru dunia’. Namun, sebenarnya fungsinya lebih banyak
lagi. Orang mulai menyadari pentingnya menanam pohon-pohon pada lahan pertanian
yang luas. Pepohonan merupakan bagian
penting dalam perpaduan antara pertanian dan kehutanan, yang dinamakan
agroforestry. Agroforestry adalah teknik menanam pohon-pohonan dan tanaman-tanaman pertanian
semusim dalam sebuah kombinasi, yang di dalamnya bisa juga terdapat ternak dan
ikan. Selain berperan dalam penyerapan karbon
dengan adanya pohon-pohon yang ada di di dalamnya, agroforestry juga
memiliki fungsi dalam peningkatan ketahanan pangan, keanekaragaman hayati, pemeliharaan lapisan tanah atas
(top soil), produksi obat-obatan dan serat, ditambah manfaat lain.
Roger Leakey telah mempelajari, mengajar, dan menulis tentang teknik-teknik
agroforestry selama beberapa dekade dan menegaskan bahwa tumbuh-tumbuhan lebih dari sekedar 'paru-paru planet
bumi', tetapi juga
berfungsi yang dapat diumpamakan seperti kulit, jantung, ginjal, dan usus pada
manusia. Tumbuh-tumbuhan
di bumi bertindak
sebagai apotek, pabrik, dan dapur makanan untuk umat
manusia.
Secara global, vegetasi pohon-pohon di hutan sering dikenal sebagai
'paru-paru dunia' karena fungsinya pada daur oksigen dan karbon dioksida di atmosfer. Jika kita berpikir dengan
perumpamaan seperti ini, pohon-pohon juga merupakan ‘ginjal dunia’ karena fungsinya dalam mengatur hidrologi tanah
dengan jalan memperlambat aliran air hujan dan melepaskannya perlahan ke tanah dan
selanjutnya bisa mengalir ke sungai, atau memasuki aliran
bawah tanah. Tumbuh-tumbuhan kemudian dapat menyerapnya untuk digunakan dalam
fotosintesis. Air yang terserap ini kemudian dilepaskan kembali melalui
evapotranspirasi ke atmosfer dan ditiup angin sampai jatuh sebagai hujan di tempat lain. Selain itu,
tumbuh-tumbuhan juga seperti ‘kulit dunia’, menjadi penghubung antara tanah,
vegetasi dan atmosfer
untuk pertukaran gas dan air. Demikian pula, tumbuh-tumbuhan dapat diumpamakan seperti ‘usus dunia’ yang saling bertukar nutrisi antara tanah dan
tumbuh-tumbuhan itu sendiri, memungkinkan siklus nutrisi dan karbon
bersama dengan organisme lainnya di bumi.
Akhirnya, tumbuh-tumbuhan juga seperti ‘jantung dunia’, karena fungsinya dalam mendorong ekosistem yang membuat dunia hidup
sehat dan berfungsi
dengan baik. Pepohonan dan tumbuh-tumbuhan lainnya melakukan hal ini dengan menyediakan sejumlah besar relung untuk dihuni
organisme lain, baik di atas maupun di bawah tanah,
serta menyediakan energi untuk kelangsungan hidup beranekaragam organisme
tersebut. Ada bukti terbaru yang menunjukkan bahwa
pada satu pohon bisa terdapat 2,3 juta organisme, kebanyakan mikroba,
tetapi juga banyak
serangga dan bahkan hewan yang lebih besar, seperti reptil, mamalia dan burung. Organisme-organisme lainnya juga hidup di tanah di
bawah pepohonan, karena iklim mikro yang diciptakan oleh struktur fisik pepohonan dan
vegetasi bawahnya, seperti semak-semak yang berasosiasi dengannya. Semua organisme inilah yang
menyediakan layanan ekologis pembentukan tanah dan daur ulang nutrisi, saling
memberi makan dan menciptakan jaringan rantai makanan yang rumit.
Semua ini penting untuk menjaga keseimbangan alam dan mencegah ledakan gulma, hama, dan penyakit. Organisme-organisme yang berasosiasi dengan
tumbuh-tumbuhan itu juga menyediakan layanan, seperti penyerbukan
yang penting untuk
regenerasi sebagian besar tumbuhan, serta pengaturan tertentu dalam penyimpanan karbon yang penting untuk pengendalian iklim.
Jika kita kaji
manfaatnya bagi masyarakat lokal, di samping seumpama 'fungsi-fungsi tubuh' sebagaimana diuraikan
sebelumnya, tumbuh-tumbuhan juga menghasilkan beragam produk yang bermanfaat bagi manusia, yaitu produk-produk
yang sering diperdagangkan
di pasar lokal. Ada ribuan jenis pohon yang menghasilkan produk yang dapat dimakan atau yang
bermanfaat,
yakni sebagai sumber barang-barang yang penting sehari-hari bagi masyarakat.
Dengan demikian, kita juga bisa mengumpakan tumbuh-tumbuhan dan hutan sebagai toko, layanan masyarakat, dan industri. Berpikir
dengan cara ini, lanskap pepohonan dan tumbuh-tumbuhan lainnya menjadi mirip dengan kota yang terdiri dari supermarket
yang penuh dengan penyediaan kebutuhan sehari-hari; bank yang merupakan
tempat menyimpan uang dan investasi (pohon sebagai tabungan hidup); toko obat atau klinik kesehatan untuk obat-obatan;
menara air (untuk penyimpanan air); sebuah galeri seni; kebun binatang yang penuh dengan
satwa liar; cagar budaya seperti museum; tempat
peristirahatan dan pusat wisata; sebuah klub malam untuk makhluk malam
(nocturnal); pabrik pupuk, pestisida dan obat-obatan; penyedia energi, dan juga sebagai struktur pemotong aliran angin (wind break) bagi penduduk yang tinggal di sekitarnya.
Dengan menggunakan analogi ini, kita dapat melihat bahwa jika kita menghancurkan pohon-pohon
dan tumbuh-tumbuhan lainnya kita merusak fasilitas dan fungsi yang penting bagi kehidupan. Sebaliknya,
dengan menanam pohon, kita dapat melipatgandakan produk dan layanan yang kita
butuhkan untuk kehidupan yang baik.
Di beberapa tempat, pohon-pohon ditanam di perkebunan monokultur yang
luas, seperti
hutan pinus, perkebunan karet dan kelapa sawit. Ini bisa sangat produktif tetapi tidak selalu baik untuk
lingkungan.
Sebaliknya, pada perkebunan seperti itu dapat ditanam pada kepadatan yang berbeda dan dalam
konfigurasi spesies yang berbeda dan untuk produk yang berbeda,
serta dengan melibatkan tanaman multi-fungsi, tanaman pangan, tanaman
komersial
dan ternak. Penanaman campuran ini yang
dikenal sebagai agroforestry, merupakan sistem perpaduan pertanian dan kehutanan yang mengupayakan keragaman dan memaksimalkan ketersediaan semua manfaat tumbuhan/tanaman dan layanannya. Dengan cara ini, agroforestry sangat bermanfaat bagi manusia
yang merupakan makhluk yang dominan pada agroekosistem di
dunia ini.
Agroforestry mendatangkan banyak manfaat lingkungan, sosial dan ekonomi untuk cara hidup manusia yang kompleks. Ini terutama penting di daerah tropis dan sub-tropis di
mana petani subsisten yang miskin berjuang untuk memberi makan keluarga mereka
dan mengais kehidupan dari tanah yang seringkali sudah terdegradasi. Dalam
situasi ini, agroforestry
dapat diharapkan untuk mengurangi kelaparan dan kemiskinan karena dapat
meningkatkan hasil panen pangan pada lahan yang semakin kecil. Agroforestry bersifat ‘ramah petani’ karena memiliki banyak manfaat
sosial termasuk peningkatan mata pencaharian; ‘ramah satwa liar’ karena menyediakan habitat; ‘ramah iklim’ karena berfungsi mitigasi perubahan iklim
dan mengendalikan aliran air; meningkatkan kesejahteraan dengan menghasilkan produk-produk yang
dapat dipasarkan untuk bisnis dan industri, dan membantu meningkatkan kesehatan masyarakat dengan menghasilkan produk-produk bergizi serta obat-obatan. Jadi, dengan pengembangan sistem agroforestry yang
tepat kita bisa menciptakan ekonomi baru,
hijau, dan jauh lebih berkelanjutan.
Sebagai
contoh peranan penting agroforestry, misalnya di Maluku, sistem pemanfaatan
lahan dengan pola agroforestry (misalnya di Pulau Seram dan Ambon dinamakan dusung) telah lama diterapkan oleh
penduduk pulau, dan terbukti dapat mempertahankan fungsi ekonomi, sosial,
budaya serta fungsi konservasi terhadap sumberdaya lahan yang dapat menopang kesejahteraan
masyarakat petani, memelihara dan memperbaiki kualitas lingkungan dan
keberlanjutannya, sesuai dengan azas konservasi. Karena perannya yang konservatif, agroforestry
itu juga akan mampu menunjang mitigasi dan konservasi dalam menghadapi perubahan
iklim.
Agroforestry dusung merupakan
sistem pertanian yang berkembang sesuai dengan nilai kearifan lokal para
leluhur, yang sangat sesuai dengan kondisi lingkungan pulau-pulau kecil. Konsep dusung
telah mewarnai seluruh perkembangan konsep pertanian moderen yang dikembangkan
akhir-akhir ini; dan bahkan diperkirakan
oleh para ahli bahwa model pertanian seperti ini merupakan model masa depan yang sesuai dengan arah
pengembangan green economics. Sistem dusung
sesuai untuk mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim, menjaga kestabilan
DAS, optimalisasi proses hidro-orologis, penyerapan/p enyimpanan karbon, mampu
menghasilkan multi-produk (barang dan jasa), serta menjamin kelestarian
pulau-pulau kecil dan kesejahteraan masyarakatnya.
Melihat ke masa depan, ada cukup
banyak spesies pohon yang berguna pada sistem agroforestry untuk memainkan semua peran sebagaimana diuraikan di atas. Agroforestry memiliki masa depan yang cerah,
tetapi kita perlu belajar bagaimana mengelola sumber daya ini sehingga banyak orang dapat memperoleh manfaat secara harmonis. Agroforestry semakin diakui sebagai sistem yang baik jika kita ingin
mengelola planet kita secara berkelanjutan. Ini sangat penting mengingat saat ini banyak lahan telah terdegradasi akibat praktek pertanian konvensional yang
buruk, karena pohon-pohon dianggap
menghalangi teknik mekanis modern, dan sistem monokultur dianggap sebagai cara yang handal dalam
meningkatkan produksi pertanian. Namun,
kita perlu memiliki pemahaman yang lebih baik bahwa sistem pertanian
konvensional dengan praktik-praktik yang kurang baik di banyak wilayah dunia
telah menimbulkan kerusakan lingkungan dan tidak mampu menjamin keberlanjutan
ditinjau dari segi ekonomi, ekologi, sosial dan budaya.
Tulisan ini diadaptasikan dari tulisan Roger Leakey, Vice Chairman of
the International Tree Foundation (2018), dengan judul tulisan aslinya “Trees are much more than the lungs of the world“.